Flu Singapuradan gondongan tengah jadi dua penyakityang diantisipasi penyebarannya di Jakarta. Beberapa sekolah bahkan telah mengeluarkan imbauan khusus terkait pencegahan dua penyakit ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Maryati Kasiman mengatakan, saat ini kasus suspek flu Singapura dari laporan Puskesmas mencapai 890 kasus, terhitung hingga minggu ke-32. Sementara di rumah sakit, tercatat sebanyak 502 kasus flu Singapura.
"Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus tertinggi basis Puskesmas dilaporkan di Kramatjati sebanyak 236 kasus dan basis rumah sakit tertinggi dilaporkan di Kecamatan Duren Sawit sebanyak 57 kasus," kata dia, mengutip detikhealth.
Secara medis, flu Singapura juga dikenal dengan istilah hand, foot, and mouth diseases(HFMD). Penyakit ini biasa muncul di tengah pergantian musim antara kemarau dan hujan.
Flu Singapura bisa menular melalui cairan atau lendir hidung, tenggorokan, hingga lesi kulit yang pecah dari orang yang terinfeksi. Penyakit ini lebih mudah menular selama ada kontak erat dengan pasien.
Pilihan Redaksi
|
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bintik merah biasanya muncul 1-2 hari setelah si anak mengalami demam. Bintik-bintik biasanya muncul di rongga mulut yang seiring waktu akan pecah seperti sariawan.
Gejala pada mulut biasanya akan diikuti oleh ruam pada telapak kaki dan tangan. Hal ini-lah yang membuatnya disebut sebagai HFMD, yang gejalanya terfokus pada tangan, kaki, dan mulut.
Hingga saat ini, tak ada pengobatan khusus untuk flu Singapura. Pengobatan umumnya diberikan untuk menangani gejala yang dialami.
Orang tua diimbau untuk menjaga anak tetap berada di lingkungan yang sehat. Hindari anak berkontak dengan anak-anak lain yang memiliki beberapa gejala di atas.